Beternak Murai Batu

SEKILAS TENTANG MURAI BATU

Burung Murai Batu memiliki nama yang berbeda-beda. Kebanyakan berasal dari Sumatera Seperti burung Murai Batu Medan, Burung Murai Batu Aceh, Burung Murai Batu Sabang, Burung Murai Batu Brodan, Burung Murai Batu Bahorok, Burung Murai Batu Lampung, Burung Murai Batu Nias. Selain itu terdapat juga jenis Burung Murai Batu lain, seperti Burung Murai Batu Borneo, Burung Murai Batu Irian, dan Burung Murai Batu Jawa, namun banyak dari peternakan lebih memilih jenis burung Murai Batu yang berasal dari Medan dikarenakan memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari jenis burung murai batu yang lain. Sehingga tidak heran jika harga Burung Murai Batu Medan bisa mencapai harga jutaan rupiah. Sampai saat ini diketahui secara umum bahwa penyediaan (supply) burung untuk memenuhi permintaan burung Murai Batu sangat bergantung dari hasil alami atau perburuan liar. Hal ini menyebabkan ketersediaan burung Murai Batu di alam semakin sedikit dan sulit didapat. Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengatasi eksploitasi burung yang ada di alam adalah dengan melakukan pengembangan terhadap penangkaran burung murai batu agar penangkar lokal diharapkan kegiatan perburuan secara ilegal dapat dikurangi supaya tidak terjadi kepunahan terhadap Burung Murai Batu

 

PROSES PENJODOHAN BURUNG MURAI BATU

Dalam proses penjodohan kedua burung tersebut dilakukan dengan cara mendekatkan kedua burung tersebut. Burung Murai Batu yang sudah dikatakan berjodoh ditandai dengan kedua burung tersebut selalu berdekatan dan berbunyi bersaut sautan. Tetapi proses penjodohan itu tidak menentu antara 2-3 minggu bahkan berbulan bulan

Setelah kedua indukan burung Murai Batu telah berjodoh, kedua indukan tersebut dimasukkan kedalam kandang penangkaran yang berukuran 2x2x1,5m untuk melakukan perkawinan. Tetapi pada awal proses penangkaran banyak kendala yang dialami terutama pada saat awal penggabungan kedua indukan burung Murai Batu kedalam kandang penangkaran. Indukan burung Murai Batu banyak mengalami kematian dikarenakan pejantan burung Murai Batu yang  terlalu agresif, Sehingga indukan burung Murai Batu di cotok terus menerus oleh pejantan.

PROSES BETERNAK

Dalam masa bertelurnya hanya diperlukan sarang,biasanya terbuat dari serat daun cemara atau dari serabut kelapa, yang bisa dibeli di toko perlengkapan burung ataupun membuat sendiri. Biasanya, induk murai dapat menghasilkan 3-4 butir telur dalam satu periode kawin. Murai batu dapat berproduksi 8 kali dalam 1 tahun.

Agar bisa menetas, telur murai batu harus dierami selama 15 hari. Telur murai yang menetas ditandai dengan banyak sisa cangkang telur yang berjatuhan di sekitar kotak sarangnya. Setelah menetas, anakan murai batu masih harus dierami oleh indukannya selama satu minggu penuh. Pasalnya, anakan murai batu yang baru menetas sangat sensitif dan rentan sekali terserang penyakit. Jika diasuh indukan kurang dari satu minggu, kondisi anakan terlalu lemah sehingga menyulitkan pemberian makan. Hal ini tentu bisa menyebabkan kematian pada anakan murai tersebut. Namun, jika diasuh indukan lebih dari 10 hari, anakan murai tidak akan terbiasa dan takut dengan manusia. Akibatnya, anakan tersebut akan takut disuapi manusia sedangkan anakan tesebut belum bias makan sendiri. Jika dibiarkan, anak murai  tersebut bisa mengalami kematian karena tidak mau di suapi.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

KANDANG

Cara ternak burung murai yang baik memperhatikan lokasi kandangnya. Kandang itu harus dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Biasanya kandang dibangun di pekarangan rumah dan dilengkapi dengan susuh atau ranting-ranting kering sebagai tempat bertelur dan mengeram serta tempat buat bertengger

KEBERSIHAN

Lingkungan yang kotor, terutama di dalam kandang, bisa membuat murai terkena penyakit. Selain itu, murai bisa mengalami stres dan akhirnya mati. Untuk menjaga kebersihan, lakukan beberapa tips ini:

  1. Tempat pakan dan minum harus dibersihkan tiap hari minimal sekali
  2. Pakan dan minum harus disediakan yang baru setiap pagi. Sisa kemarin dibuang.
  3. Tempat penampungan kotoran di sangkar harus dibersihkan tiap hari.
  4. Gunakan disinfektan dan obat antikuman untuk membersihkan kandang dan sangkar

PAKAN

Tak apa keluar biaya lebih banyak untuk pakan premium. Terlebih buat bisnis ternak murai. Sebab, pakan menentukan kualitas anakan. Di habitat aslinya, murai banyak memakan serangga. Maka selain pur dan kroto, sesekali berikan ulat atau serangga lain sebagai asupan tambahan.

POLIGAMI

Cara ternak murai juga bisa menggunakan metode poligami. Satu kandang bisa diisi satu ekor jantan dan beberapa ekor betina. Tapi disarankan poligami hanya dengan tiga betina untuk meminimalkan kegagalan. Betina yang akan dipoligami harus disatukan sejak anakan untuk menghindari perkelahian memperebutkan satu jantan. Yang juga penting, indukan jantan yang diternakkan dengan poligami haruslah yang punya riwayat subur dan lebih tua daripada betina.

PAKAN ANAKAN

Murai biasa merawat sendiri anaknya seperti di habitat asli. Cara ini bisa ditempuh. Tapi bisa juga memisahkan anak setelah berumur kira-kira 14 hari agar bisa mendapat perawatan lebih intensif, terutama soal pakan. 

MURAI PERLU MANDI

Kebersihan tubuh murai penting agar terbebas dari kuman penyakit. Karena itu, murai harus dimandikan setidaknya sehari sekali. Sediakan wadah berisi air untuk mandi sendiri. Bisa juga menggunakan spray dengan menaruh murai di sangkar terlebih dahulu. Setelah mandi, jemur selama kira-kira 20-30 menit. Maka waktu terbaik untuk memandikan murai adalah pukul 07.00-09.00.